Melahirkan dengan Hypnobirthing

Monday, July 11, 2016

Setelah memasuki usia kehamilan 36 minggu, pemeriksaan ke dokter harus dilakukan tiap minggu. Selain USG, biasanya juga ada pemeriksaan CTG yang berguna untuk memeriksa apakah ada kontraksi dan juga mengetahui denyut jantung bayi. Tapi sampai usia kehamilan 39 minggu, aku belum juga mengalami kontraksi dan denyut jantung bayi Alhamdulillah bagus. Tapi cukup deg-degan juga sih saat itu soalnya kalau sampai 40 minggu tidak ada kontraksi juga kan terpaksa diinduksi. Duh nggak mau deh diinduksi! Katanya sakit nya jauh lebih sakit dari kontraksi biasa! Rencana induksi ini juga karena tanggal 24 Desember, dokternya mau liburan. Jadi kalau ternyata melahirkan sesudah itu, nggak ada dokter yang biasa menangani aku. Aku sih berdoa terus sambil bilang ke bayi untuk keluar pada saat yang menurut dia terbaik. Ya, aku memang ingin bayi ku ini yang memimpin proses kelahirannya dan bukan karena ada paksaan dari luar.

Sabtu, 19 Desember 2015
Hari itu saudara sepupuku menikah. Rencananya aku hanya akan menghadiri akad nikah pada pagi harinya. Tapi sehabis akad nikah, aku merasa sangat fit dan memutuskan untuk ikut resepsi. Sebelum berangkat, aku ke kamar mandi dulu untuk buang air kecil. Eh ternyata ada flek! Wah, kaget banget! Karena ini berarti proses melahirkan sudah dimulai. Perut juga tiba-tiba berasa berat walaupun belum mules. Aku langsung tuh ngomong ke suami. "Dan, ada flek nih! Gimana ya?" Suamiku juga bingung tapi akhirnya aku memutuskan untuk tetap datang ke resepsi. Daripada senewen dirumah mending asik makan dikawinan haha! Aku juga usaha untuk terus muter-muter di gedung resepsi supaya proses pembukaan bisa lebih cepat. Pulang dari resepsi, aku belum juga merasakan kontraksi.

Minggu, 20 Desember 2015
Pagi itu mamaku ngajak untuk jalan pagi disekitar rumah. Walaupun mulai kerasa ada sedikit cenat-cenut, aku tetap paksai dan jaga ekspresi supaya nggak keliatan sakit. Soalnya kalau ketauan sudah ada flek dan sedikit kontraksi, dijamin pasti nggak boleh jalan-jalan lagi haha. Jalan lah kira berdua disekeliling rumah kurang lebih satu jam lamanya.

Siangnya rasa cenat-cenut itu mulai terasa. Aku kebetulan sedang dirumah sendirian karena orang tua lagi pergi makan siang dan suamiku sedang pergi mengurusi kerjaannya. Lama kelamaan aku jadi deg-degan karena sendirian dirumah. Akhirnya aku memutuskan untuk menyusul orang tua ku yang lagi makan di Pacific Place. Sampai disana, entah kenapa, aku rasanya sudah nggak sanggup lagi untuk nggak bilang kalau sudah flek dan kontraksi. "Ma, tau nggak, aku sebenernya dari semalem udah flek hehehe. Ini juga lagi kotnraksi," Mamaku langsung buru-buru selesaiin makanannya dan langsung maksa supaya ke rumah sakit.

Sampai di RSPI, kita langsung ke ruang observasi dan melakukan CTG. Dari hasil CTG ternyata kontraksinya masih jarang dan juga jantung bayi masih kuat. Lalu bidannnya pun melakukan periksa  dalam. Kalau dari apa yang aku baca, periksa dalam itu rasanya nggak enak dan terasa sakit. Tapi aku waktu itu pokoknya menanamkan afirmasi positif kalau periksa dalam itu biasa saja sambil terus mengatur nafas. Ternyata bener lho! Aku nggak merasa apa-apa ketika periksa dalam itu! Amazing banget deh! Dari hasil periksa dalam ternyata menurut bidan, aku masih pembukaan 1! Masih lama bok perjalanan! Akhirnya aku minta pulang supaya bisa lebih rileks dalam menunggu bertambahnya pembukaan. Sebelum pulang, bidannya berpesan supaya jalan-jalan di PIM dulu selama 2 jam non stop! Sadis ya! Hahahaha. Tapi akhirnya aku turutin deh supaya bisa cepet-cepet melahirkan! Di PIM rasa kontraksi makin berasa. Makan GM pun nggak berasa apapun! Hahaha. Rasanya kurang lebih seperti sakit perut ketika mens.

Malamnya aku mulai tidak bisa tidur karena kontraksi datang setiap 15 menit sekali. Setiap 15 menit sekali itu juga aku bangunin suamiku untuk pijat bagian punggung bawahku. Pijat ini membantu banget lho untuk mengurangi rasa sakit kontraksinya! Aku juga sudah nggak tidur ditempat tidur karena tiduran justru membuat rasa sakit menjadi-jadi. Aku lebih memilih untuk duduk di birthing ball sampai kadang-kadang tertidur disana.

Senin, 21 Desember 2015
Kontraksi tetap datang 15 menit sekali. Rasa sakitnya pun kurang lebih sama seperti kemarin. Aku mulai panik karena dari yang aku baca, semakin besar pembukaan, kontraksi pun semakin sering dan rasa sakit bertambah. Aku takut pembukaan ku stagnan dan akhirnya harus diinduksi! Aaaa tidak!!

Aku langsung browsing cara menambah pembukaan dan langsung melakukan semua tips yang ada disana! Mulai dari jalan dengan pose ngepel lantai, naik turun tangga hingga keliling rumah pun aku lakuin. Tapi aku ngerasa nggak ada perubahan hiks.

Akhirnya mamaku mengajak ke RS lagi. Sampai disana, langsung CTG dan periksa dalam. Ternyata aku sudah pembukaan 6! Wah kaget dan happy banget! Soalnya rasa sakitnya kayaknya nggak bertambah dari pembukaan 1 kemarin! Langsung deh aku disuruh ganti baju dan pindah kamar ke ruang bersalin. Bukan di ruang observasi lagi karena sudah menjelang kelahiran. Suamiku pun disuruh langsung mengurus kamar!

Sampai di ruang bersalin aku pun mulai memberitahukan teman-teman dan saudara kalau aku sudah pembukaan 6 dan sebentar lagi melahirkan. Kebanyakan dari mereka bingung soalnya menurut mereka pembukaan 6 itu sudah sakit banget dan nggak bakal mampu deh megang hp! Sedangkan aku masih bisa sibuk main hp. Di ruang bersalin ini pun aku diperiksa dalam satu jam sekali. Ketika sudah pembukaan 7, aku memutuskan untuk mulai memakai makeup. Habis melahirkan kan pasti foto-foto dong. Kalau nggak pakai makeup rasanya bakal pucet deh. Akhirnya aku pakai deh tuh eyeliner, bedak dan lipstick. Suster dan bidan pada heran semua. "Kok pembukaan 7 masih sempet pakai lipstik sih?" Hahaha. Aku pun amazed sih. Kok proses melahirkan ini ternyata santai dan nggak se-mengerikan yang orang-orang bilang? Suster disana pun bilang, "Wah kalau semua ibu-ibu melahirkan kayak gini sih, kita enak banget! Bisa santai kerjanya haha." Disini aku merasa kalau hypnobirthing yang aku pelajarin itu berguna banget!

Lalu dipembukaan 8, bidan masuk dan memecahkan ketuban ku supaya kepala bayi bisa lebih cepat turun. Nah, disini nih mulai kerasa sakit karena setelah ketuban dipecahkan aku sudah nggak boleh jalan-jalan lagi. Beneran deh, kalau tiduran doang tuh rasa sakitnya lebih kerasa! Mulai dari pembukaan 8 sampai 10 aku sudah mulai tarik-tarik seprai tempat tidur setiap kali kontraksi datang. Tapi beneran lho, daripada sakit perut mens menurutku mendingan kontraksi! Soalnya kalau mens kan sakitnya terus-terusan, kalau kontraksi ada jedanya! Di jeda itu lah kita bisa santai.

Nggak berapa lama, dokterpun masuk dan aku disuruh untuk mengejan. Sayangnya, aku belum pernah latihan mengejan! Hahaha. Jadi beberapa kali aku salah mengejan! Ini ya pesan untuk para bumil, rajin-rajinlah senam hamil dan latihan mengejan! Aku kebetulan memang baru sekali senam hamil jadi nggak tahu bagaimana cara mengejan! Nah, ketika mengejan ini barulah aku merasa kecapaian. Apalagi ketika mengejan kita harus menahan kaki kita sendiri dengan tangan lalu harus memastikan mata dibuka dan suara tidak boleh keluar. Ribet kan?? Alhamdulillah, setelah kurang lebih 30 menit mengejan keluarlah Akandra ke dunia!

Tak lama kemudian, dia diletakkan di dadaku untuk Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Aku merasa beruntung sekali karena proses melahirkan ku bisa dibilang lancar dan tidak dramatis. Setelah IMD pun aku bisa pindah ke tempat tidur untuk dibawa ke kamar perawatan sendiri tanpa bantuan suster. Susternya sampai pada kaget lho! "Wah ini ibunya perkasa banget bisa pindah tempat tidur sendiri!" Haha. Malamnya pun setelah dikamar perawatan, aku langsung bisa jalan! Benar-benar unbeliavable!

Sekarang aku selalu menyarankan teman-temanku yang sedang hamil untuk mengambil kelas hypnobirthing ini karena ternyata memang bisa membuat melahirkan terasa tidak (terlalu) sakit!

No Comments Yet, Leave Yours!